Ancaman Amoebiasis pada Manusia dan Monyet

Monyet

Amoebiasis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit Entamoeba. Entamoeba merupakan genus parasit protozoa yang dapat menjadi ancaman bagi manusia dan hewan, termasuk monyet. Amoebiasis terjadi ketika parasit Entamoeba, terutama spesies E. histolytica, menginfeksi usus dan menyebabkan berbagai gejala klinis, seperti diare berdarah dan abses hati.

Entamoeba spp., sejenis parasit mikroskopis, dapat menginfeksi berbagai jenis hewan termasuk manusia dan monyet ekor panjang. Dalam penelitian ini, para ahli mempelajari beberapa spesies Entamoeba yang ditemukan pada manusia dan monyet ekor panjang, seperti E. histolytica, E. dispar, E. coli, E. moshkovskii, E. hartmanni, dan E. polecki. Salah satu spesies yang paling berbahaya adalah E. histolytica yang menyebabkan penyakit amoebiasis. Penyakit ini menempati peringkat ketiga sebagai penyakit parasit yang menyebabkan kesakitan dan kematian, setelah malaria dan schistosomiasis, dengan sekitar 50.000 kematian per tahun.

Penularan Entamoeba spp. terjadi melalui konsumsi makanan atau air minum yang terkontaminasi dengan kista atau bentuk aktif parasit. Penyebaran penyakit ini lebih sering terjadi di daerah tropis dan subtropis, terutama pada daerah dengan kondisi ekonomi rendah dan sanitasi yang buruk. Adanya interaksi antara manusia dan hewan peliharaan, termasuk primata seperti monyet ekor panjang, juga meningkatkan risiko penularan amoebiasis. Karena itu, perlu diwaspadai adanya potensi penyakit zoonosis pada monyet ekor panjang yang ada di Taman Nasional Baluran (BNP), salah satu taman nasional di Indonesia yang sering dikunjungi oleh wisatawan asing.

Penyakit amoebiasis terjadi ketika parasit ini merusak dinding usus besar dan membentuk terowongan yang mirip botol di dalamnya. Parasit tersebut menembus lapisan usus dan berkembang biak, menyebabkan kerusakan yang lebih parah. Infeksi ini dapat diperparah oleh kehadiran bakteri seperti Aerobacter aerogenes dan Escherichia coli. Dalam beberapa kasus, parasit ini juga dapat menyebar ke hati dan menyebabkan pembentukan abses.

Penelitian ini dilakukan di BNP dengan mengambil sampel feses monyet ekor panjang. Tujuannya adalah untuk mendeteksi keberadaan Entamoeba spp. pada monyet ekor panjang secara molekuler menggunakan metode PCR. Metode ini lebih akurat daripada identifikasi berdasarkan penampilan morfologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 53% dari sampel yang dianalisis mengandung Entamoeba coli. Meskipun prevalensi E. coli pada monyet ekor panjang di BNP tergolong sedang, tetap perlu diwaspadai karena banyaknya wisatawan asing dan pengunjung lokal yang berisiko terinfeksi melalui makanan atau air yang terkontaminasi kista Entamoeba spp.

Penularan Entamoeba spp. dapat terjadi melalui air yang tercemar, kontak langsung dengan feses yang terinfeksi, atau melalui kontak dekat antara manusia dan hewan primata. Oleh karena itu, pengelola BNP perlu mengambil langkah-langkah pencegahan untuk meminimalkan risiko penularan amoebiasis kepada pengunjung. Penelitian ini memberikan pemahaman lebih lanjut tentang keberadaan parasit pada monyet ekor panjang dan pentingnya perlindungan terhadap kesehatan manusia dan satwa liar.