Ancaman penyakit baru yang muncul atau yang lebih dikenal sebagai infeksi penyakit baru merupakan suatu perhatian serius dalam kesehatan masyarakat. Jika infeksi tersebut bersifat zoonosis, artinya infeksi tersebut dapat ditularkan melalui hewan ternak atau hewan liar. Oleh karena itu, penting bagi kalangan akademik untuk melakukan kajian terhadap masalah ini guna mengatasi tantangan di masa depan.
Dalam upaya itu, BEM Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga melalui Kementerian Kajian Strategis mengadakan kajian strategis yang berjudul “Peran Dokter Hewan dalam Pengendalian Zoonosis yang Disebabkan oleh Tindak Kekerasan pada Hewan Liar” secara daring melalui platform Zoom Meeting.
Dalam kajian tersebut, drh Nur Purba Priambada sebagai pemateri utama menyoroti peran hewan liar dalam rantai makanan dalam kehidupan nyata. Salah satu peran pentingnya adalah sebagai pengendali hama.
“Hewan liar memiliki peran penting dalam rantai makanan, terutama sebagai pemangsa hama. Sebagai contoh, ular memangsa tikus yang merusak lahan pertanian,” ungkapnya pada Minggu (20/11/2022).
Selain itu, pengendalian kasus zoonosis yang disebabkan oleh hewan liar juga erat kaitannya dengan pemenuhan kesejahteraan hewan. Menurut drh Nur Purba Priambada, jika hewan liar hidup berdampingan dengan manusia tanpa kenyamanan yang terjamin, hal ini dapat menimbulkan dampak negatif baik bagi manusia maupun hewan liar itu sendiri, seperti konflik dan penyakit.
Penting untuk melindungi habitat hewan liar sebagai salah satu faktor penting dalam menjaga keberagaman populasi hewan liar yang semakin menurun. Selain itu, potensi penyebaran infeksi juga dapat berasal dari motivasi ekonomi, seperti perdagangan hewan liar ilegal, penggunaan antimikroba yang tidak terkontrol, dan kemudahan akses perjalanan internasional. Infeksi juga dapat ditularkan melalui vektor pembawa infeksi meskipun kontak tidak langsung.
Oleh karena itu, peran dokter hewan sangat diperlukan dalam menghadapi tantangan ini. Diperlukan intervensi edukasi preventif dan kuratif yang mengedepankan aspek ekologi. Kolaborasi kesehatan one health juga menjadi solusi holistik yang harus diterapkan.
“Dokter hewan memiliki peran penting dalam menjaga kesejahteraan manusia melalui hewan. Salah satu caranya adalah dengan memberikan informasi yang bijak terkait satwa liar, karena setiap tindakan memiliki konsekuensi,” ungkapnya.
Dengan pemahaman dan tindakan yang tepat, kita dapat bekerja sama untuk menjaga kesehatan manusia dan kelestarian satwa liar, sambil mengendalikan risiko zoonosis yang dapat timbul.