Air terjun Madakaripura dikenal memiliki keindahan alam yang sangat menakjubkan. Letaknya yang tersembunyi, mampu menumbuhkan rasa penasaran di setiap langkah kaki saat menuju ke sana. Keindahan yang berlapis, ternyata mampu membuang rasa lelah usai berjalan hampir dua kilometer.
Area air terjun pertama, sebenarnya sudah cukup memanjakan wisatawan yang berkunjung. Hempasan sepoi angin dan kesegaran air yang menyapa, membuat para wisatawan bersuka ria. Tidak berhenti di sana, daya tarik kisah moksa Mahapatih Gajah Mada, turut menyedot ketertarikan pengunjung untuk beranjak lebih jauh ke dalam.
Menyusuri sungai dengan sedikit mengambil rute terjal ke atas, membran dalam dari Madakaripura pun terbuka. Para wisatawan disuguhi pemandangan indah, berupa air terjun setinggi 200 meter dengan kubangan biru yang menengadah ke atas.
Potensi Alam untuk Kesejahteraan Rakyat
Namun selama ini, potensi warga desa Negororejo yang berada di seputar area Madakaripura seakan kurang dioptimalkan. Pesona alam yang mampu menyedot kunjungan wisatawan lokal maupun manca negara, belum bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara luas. Kunjungan wisatawan ke Madakaripura, belum digunakan sebesar-besarnya untuk kemaslahatan warga desa. Belum ada rancangan strategis untuk dapat menarik wisatawan, agar bersedia berkunjung lebih lama lagi di desa Negororejo.
“Obyek wisata air terjun memang berada di desa Negororejo, namun lahan adalah milik Perhutani,” demikian ujar Dr. Sri Endah Nurhidayati, S.Sos, M.Si., dosen Fakultas Vokasi Universitas Airlangga. Menurutnya, semestinya bisa dilakukan integrasi dalam usaha pengembangan desa wisata. Potensi lokal yang dimiliki oleh desa, diharapkan bisa digunakan untuk menyongsong kedatangan wisatawan yang berniat menikmati keindahan air terjun Madakaripura.
Hal inilah yang kemudian menggerakkan tim dari Fakultas Kedokteran Hewan dan Fakultas Vokasi UNAIR untuk melakukan giat pengabdian kepada masyarakat (Pengmas) di desa Negororejo, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo. Dikatakan oleh Sri Endah, peningkatan pengetahuan dan keterampilan dari warga desa, diharapkan mampu menciptakan peluang kerja dan peluang usaha. Masyarakat diharapkan dapat berinisiatif untuk menarik wisatawan, sehingga tidak hanya sebatas mengunjungi air terjun Madakaripura.
Segenap potensi desa Negororejo diharapkan dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke desa wisata. “Di sini ada sapi perah, peternakan lebah, tradisi medak tirta, makam eyang sujud, dan budaya lokal yang lain. Makanan khas desa, tentunya juga bisa menjadi potensi wisata desa,” terang Sri Endah Nurhidayati, selaku koordinator tim pengabdian kepada masyarakat.
Dikatakan olehnya, bahwa desa Negororejo memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata kebugaran atau agrowisata. Dengan menjadi desa wisata, para wisatawan diharapkan akan mengunjungi daya tarik lain dari desa Negororejo. Peningkatan kunjungan wisatawan ke air terjun Madakaripura, diharapkan juga dapat memberikan dampak kesejahteraan bagi masyarakat sekitar.
Masyarakat Dibekali Pengetahuan dan Keterampilan
Gayung pun bersambut, tim Pengmas dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) langsung memberikan pendampingan kepada warga desa. “Di dalam badan yang sehat, terdapat susu yang sehat. No calf, no milk, no money!,” demikian terang Prof. Dr. Suwarno, drh., M.Si.
Pada hari Senin (30/10) lalu, tim Pengmas UNAIR memberikan penyuluhan dan pelatihan kepada perangkat desa, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), BUMDES, Petani sapi perah, Petani lebah, hingga ibu penggerak PKK. Selain memberikan penyuluhan tentang kesehatan sapi perah, tim FKH juga memberikan disinfektan yang berguna bagi kesehatan ternak.
Berikutnya, para peserta disuguhi demo pembuatan produk olahan susu. Menurut Prof. Suwarno, produksi susu sapi tidak semua memiliki kandungan lemak tinggi. Tidak semua susu yang disetor, akan dapat sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh pabrik. Alternatifnya adalah dengan mengolahnya menjadi berbagai produk.
Kala itu tim Pengmas FKH memberikan pelatihan pembuatan yoghurt, kerupuk susu dan pudding. Secara bergantian, tim Pengmas FKH yang terdiri dari Prof. Dr. Jola Rahmahani, drh ., M.Kes., Dr.Wiwiek Tyasningsih, drh., M.Kes., Yulianna Puspitasari, drh., M.VSc., PhD., Martia Rani Tacharina, drh., M.Si., Dr. Hartanto Mulyo Raharjo , drh , M.Si., PhD., Zulfi Astarini, drh., Rinasti Rida Pangesti, drh., dan Vengine Ulyama, drh., memberikan penjelasan rinci kepada peserta pelatihan.
Selain itu, para anggota Pokdarwis tampak melakukan diskusi dengan tim Fakultas Vokasi yang terdiri dari Dr. Yuniawan Heru Santoso, S.E., S.Sos., M.Si., Upik Dyah Eka Noviyanti, S.Ant., M.A. , dan Mochammad Reizza Al Ariyah, S.Sos, M.Sosio. Tim dari Prodi Destinasi Pariwisata, Fakultas Vokasi UNAIR tersebut, sedang memberikan pendampingan terkait penyusunan paket wisata, pembuatan brosur digital, dan penyusunan virtual tour dengan menggunakan kamera 360. Kesemuanya ditujukan untuk dapat memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan bagi masyarakat.
Sumber: https://edukota.com/read/dampingi-warga-desa-tim-pengmas-unair-berharap-bisa-wujudkan-negororejo-menjadi-desa-wisata
source
https://unair.ac.id/