Kepiting raja atau King Crab, makhluk laut yang menyita perhatian dunia, ternyata bukan hanya hidup di perairan Alaska, melainkan juga tersebar di berbagai belahan dunia, termasuk Rusia, Jepang, dan Amerika Selatan, dengan lebih dari 40 spesies yang diketahui.
Di Alaska, terdapat tiga spesies kepiting raja yang layak secara komersial, yakni raja merah, raja biru, dan raja emas. Meskipun disebut dengan nama yang serupa, setiap spesies memiliki ciri khas dan habitat yang berbeda di lepas pantai Alaska.
Raja merah, yang terbesar dan paling lezat, biasanya ditemukan di Teluk Bristol dan Norton Sound dengan berat mencapai 24 pon dan panjang kaki lebih dari 5 kaki. Raja biru, yang sedikit lebih kecil, hidup di perairan yang lebih dalam dan sering kali dianggap sama dengan raja merah karena berubah warna menjadi merah saat dimasak. Sedangkan raja emas, yang paling kecil dari ketiganya, memiliki daging yang lembut dan biasanya dijual dengan harga lebih murah.
Meskipun spesies yang sama ditangkap di berbagai negara, kepiting yang ditangkap di Alaska hanya dapat disebut sebagai kepiting raja Alaska secara hukum. Kepiting impor, terutama dari Rusia, sering kali diberi label sebagai kepiting raja Alaska, padahal sebagian besar berasal dari praktik penangkapan yang merugikan lingkungan dan secara ilegal dibawa ke AS.
Permintaan akan kepiting raja meningkat secara signifikan selama beberapa tahun terakhir, yang mengubah industri penangkapan ikan ini secara keseluruhan. Namun, hal ini juga menyebabkan kebutuhan akan praktik konservasi yang lebih ketat.
Alaska telah menerapkan regulasi ketat untuk mengatur penangkapan kepiting, termasuk pembatasan berat dan jumlah tangkapan yang diperbolehkan, serta melarang penjualan kepiting betina. Namun, di Rusia, kurangnya pengaturan telah mengancam populasi kepiting raja, dengan penurunan stok kepiting betina mencapai 84 persen akibat perburuan liar.
Penting bagi konsumen untuk memperhatikan label saat membeli kepiting, dan jika ragu, menanyakan kepada penjual tentang asal-usul kepiting tersebut. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang perbedaan antara kepiting raja Alaska dan impor, diharapkan orang akan lebih mendukung produk yang berasal dari praktik penangkapan yang berkelanjutan.