LIPI Mengungkap Alasan Gigitan Mematikan Komodo

Menurut peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Evy Arida, gigitan komodo sangat berbahaya karena mengandung berbagai jenis bakteri yang bisa mematikan. Evy menjelaskan bahwa dalam liur komodo terdapat sekitar seribuan jenis bakteri yang berpotensi merugikan.

Meskipun tidak secara rinci menjelaskan jenis bakteri yang ada, Evy menekankan bahwa komodo juga memiliki bisa yang cukup berbahaya, meskipun tidak sekuat bisa ular kobra atau mamba.

Menurut Evy, gigitan komodo tidak langsung menyebabkan kematian pada mangsanya. Biasanya, mangsa akan mati beberapa hari hingga satu minggu setelah digigit karena efek bakteri yang memperburuk infeksi dan kurangnya pertolongan medis.

Evy juga menjelaskan bahwa komodo memiliki cara unik dalam memburu mangsanya. Mereka menggigit mangsa mereka dan meninggalkannya hingga mati sebelum kembali untuk memakannya. Proses memakan mangsa juga memiliki hierarki, di mana komodo yang lebih besar dan jantan akan mendapat giliran pertama.

Menariknya, nenek moyang komodo berasal dari Australia, seperti yang terungkap dari penemuan fosil kadal raksasa di sana, termasuk di Pulau Timor. Namun, populasi di Australia dan Timor sudah punah, mungkin akibat perubahan iklim yang membuat habitat mereka tidak lagi cocok.

Hasil penelitian ini juga menegaskan bahwa komodo bukan bagian dari dinosaurus, sebagaimana dugaan yang ada sebelumnya.