Fenomena kanibalisme di kalangan hewan, di mana induk memakan anaknya sendiri, sering kali menjadi topik yang mengejutkan dan sulit dipahami. Namun menurut para peneliti, ada beberapa alasan yang mendasari perilaku ini.
Salah satu alasan utama adalah kelangsungan hidup. Di alam liar, sumber daya seperti makanan sering kali terbatas. Dalam situasi di mana makanan sulit diperoleh, induk mungkin memerlukannya untuk menghemat energi dan meningkatkan peluang bertahan hidup bagi diri mereka sendiri dan anak-anak lainnya yang lebih kuat. Ini adalah strategi alam untuk memastikan bahwa setidaknya beberapa keturunannya dapat bertahan hidup.
Selain itu, ada alasan kesehatan yang mendasari perilaku ini. Induk hewan mungkin memakan anak yang sakit atau lemah untuk mencegah penyebaran penyakit kepada anggota kelompok lainnya. Dengan demikian, kanibalisme ini berfungsi sebagai bentuk kontrol populasi alami yang membantu menjaga kesehatan kelompok.
Faktor lain yang mendukung perilaku ini adalah tekanan lingkungan dan stres. Ketika hewan berada di bawah tekanan lingkungan yang ekstrem atau mengalami stres tinggi, perilaku kanibalisme dapat muncul sebagai respons adaptif. Ini termasuk situasi seperti kepadatan populasi yang tinggi atau perubahan mendadak dalam lingkungan mereka.
Penelitian juga menunjukkan bahwa perilaku ini dapat dipicu oleh gangguan hormonal yang terjadi selama periode tertentu, seperti setelah melahirkan. Gangguan ini bisa mengubah perilaku induk hewan, menyebabkan mereka memandang anaknya sebagai ancaman atau sumber makanan.
Meskipun perilakunya tampak kejam, penting untuk dipahami dalam konteks ekologi dan evolusi hewan. Kanibalisme adalah salah satu dari banyak strategi yang digunakan oleh hewan untuk bertahan hidup dan berkembang biak di lingkungan yang keras dan sering kali tidak terduga.
Dengan memahami alasan dibalik perilaku ini, kita dapat lebih memahami kompleksitas kehidupan hewan di alam liar dan bagaimana mereka beradaptasi dengan tantangan yang mereka hadapi.