Populasi harimau Sumatera, subspesies harimau yang hanya ditemukan di Pulau Sumatera, terus menurun dan kini berada di ambang kepunahan. Dengan hanya sekitar 400 individu yang tersisa di alam liar, harimau Sumatera menghadapi ancaman serius dari perburuan liar, hilangnya habitat, dan konflik dengan manusia.
Perburuan liar menjadi salah satu faktor utama yang mengancam kelangsungan hidup harimau Sumatera. Kulit, tulang, dan bagian tubuh lainnya sering dijual di pasar gelap dengan harga tinggi, membuat harimau menjadi target utama pemburu. Selain itu, deforestasi besar-besaran yang terjadi di Sumatera untuk perkebunan kelapa sawit dan industri kayu menyebabkan hilangnya habitat alami mereka.
Selain itu, konflik antara harimau dan manusia semakin meningkat seiring dengan menyempitnya wilayah jelajah harimau. Harimau yang kehilangan habitatnya sering memasuki daerah pemukiman untuk mencari makanan, yang kemudian menimbulkan konflik dengan manusia. Banyak harimau yang terbunuh atau ditangkap karena dianggap mengancam keselamatan penduduk.
Upaya konservasi telah dilakukan, termasuk patroli anti-perburuan liar, restorasi habitat, dan program penangkaran. Namun, tantangan yang dihadapi masih sangat besar. Diperlukan kerja sama yang kuat antara pemerintah, lembaga konservasi, dan masyarakat untuk melindungi harimau Sumatera dari kepunahan.
Menyelamatkan harimau Sumatera tidak hanya penting untuk menjaga keberagaman hayati, tetapi juga untuk mempertahankan warisan alam Indonesia bagi generasi mendatang.
Artikel Tentang Sayangi Hewan Peliharaanmu