Handling of Dystocia and Uterine Torsion Cases by MBKM Students of the Faculty of Veterinary Medicine, Airlangga University in Medowo Village

Pada tanggal 12 Oktober 2024 kelompok MBKM wahana ternak besar wilayah Kediri desa Medowo sedang melakukan kegiatan keswan. Sekitar pukul 11.00 siang terdapat laporan tentang sapi yang mengalami torsio uteri. Mengetahui laporan tersebut tim keswan yang dipimpin oleh drh. Eko beserta seluruh mahasiswa MBKM langsung berangkat menuju lokasi dimana terjadinya torsio uteri.

Apa itu torsio uteri? Torsio uteri merupakan kondisi di mana uterus (rahim) sapi mengalami perputaran atau pelintiran, yang menyebabkan kelahiran sulit (distokia) dan
mengancam kehidupan sapi betina serta anak sapi yang dikandungnya. Kasus torsio uteri sering ditemukan di sapi perah dan sapi potong, terutama pada sapi yang sedang hamil tua. Penyebab dari torsio uteri bisa dari berbagai faktor seperti gerakan yang tiba-tiba atau posisi tubuh yang salah, misalnya saat sapi terjatuh atau mencoba berbalik secara mendadak, dapat menyebabkan rahim berputar, dan pergerakan fetus di dalam Rahim yang dapat menyebabkan rahim induk berputar.

Setelah tim keswan tiba di lokasi drh. Eko langsung melakukan pemeriksaan rektal pada
induk sapi, didapati bahwa kondisi uterus berputar searah jarum jam. Penanganan yang
diberikan oleh drh. Eko adalah merebahkan indukan di tanah, kemudian gulingkan 360 derajat berlawanan arah jarum jam, setelah itu dilakukan kembali rektal oleh drh. Eko untuk mengecek apakah posisi uterus sudah kembali normal atau belum. Jika posisi uterus sudah kembali normal, penanganan selanjutnya adalah melakukan reposisi pada fetus yang ternyata posisinya tidak memungkinkan untuk dikeluarkan. Mahasiswa MBKM FKH UNAIR diberi kesempatan oleh drh. Eko untuk melakukan reposisi fetus sampai mengeluarkan fetus dari induknya. Dalam proses ini Mahasiswa MBKM FKH UNAIR dibimbing oleh drh. Eko menerapkan materi yang sudah diberikan di perkuliahan untuk melakukan reposisi fetus dan mengeluarkan fetus dari induknya. Pada akhirnya Mahasiswa MBKM FKH UNAIR berhasil untuk mengeluarkan fetus dari induknya, dengan kondisi fetus normal dan induknya selamat.

Dalam kegiatan keswan yang dilakukan oleh kelompok MBKM FKH UNAIR ini, ada beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang bisa diidentifikasi:

  1. SDG 3: Kesehatan dan Kesejahteraan – Kegiatan ini berfokus pada kesehatan hewan dengan penanganan medis dan pencegahan komplikasi kelahiran pada sapi. Hal ini berkontribusi terhadap kesejahteraan hewan, yang juga berdampak pada kesehatan masyarakat karena sapi yang sehat akan meningkatkan produksi dan kualitas daging atau susu.
  2. SDG 4: Pendidikan Berkualitas – Para mahasiswa MBKM diberi kesempatan belajar langsung di lapangan, menerapkan teori yang telah dipelajari di perkuliahan. Dengan demikian, kegiatan ini mendukung pendidikan berkualitas melalui pembelajaran berbasis praktik.
  3. SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab – Dengan menjaga kesehatan dan produktivitas sapi, kegiatan ini mendukung rantai produksi pangan yang bertanggung jawab, terutama dalam peternakan sapi, sehingga membantu pemenuhan kebutuhan pangan secara berkelanjutan.
  4. SDG 15: Ekosistem Darat – Merawat dan memastikan kesehatan hewan ternak juga berkontribusi pada pengelolaan hewan yang bertanggung jawab dalam ekosistem darat, terutama terkait pemeliharaan dan kesehatan hewan domestik yang mendukung sistem peternakan yang berkelanjutan.

Kegiatan ini secara keseluruhan mencerminkan komitmen terhadap praktik berkelanjutan dan mendukung beberapa target SDGs yang berkaitan dengan kesehatan hewan, pendidikan, produksi pangan, dan kesejahteraan hewan dalam ekosistem darat. Para mahasiswa MBKM FKH UNAIR juga dapat menerapkan materi yang
sudah diberikan di perkuliahan pada lapangan secara langsung. Para mahasiswa juga bisa mengerti bagaimana caranya mengatasi masalah dan kasus kasus yang terjadi di lapangan.

source
https://unair.ac.id/