Panda sering disebut sebagai hewan pemalas karena aktivitasnya yang terlihat lamban dan kurang bersemangat. Ada beberapa alasan ilmiah di balik perilaku ini. Pertama, panda memiliki diet utama berupa bambu yang rendah nutrisi. Untuk memenuhi kebutuhan energi, panda harus mengonsumsi bambu dalam jumlah besar setiap harinya, sekitar 12 hingga 38 kg. Karena rendahnya kandungan nutrisi bambu, panda menghemat energi dengan bergerak seminimal mungkin dan lebih banyak beristirahat.
Kedua, sistem pencernaan panda yang mirip dengan karnivora tidak efektif dalam mencerna selulosa dari bambu, sehingga mereka mendapatkan energi yang sangat sedikit dari makanannya. Hal ini membuat panda harus makan sepanjang waktu untuk mendapatkan energi yang cukup.
Ketiga, panda memiliki metabolisme yang sangat lambat. Hal ini merupakan adaptasi evolusioner untuk menghemat energi karena mereka tidak mendapatkan banyak kalori dari makanan mereka. Oleh karena itu, panda menghabiskan banyak waktu untuk tidur dan istirahat.
Kebiasaan tidur panda juga dipengaruhi oleh kebutuhan mereka untuk mengurangi aktivitas fisik agar tidak kehabisan energi. Tidur yang lama membantu panda memulihkan energi yang mereka dapatkan dari makan bambu. Meski terlihat malas, pola hidup ini sebenarnya merupakan adaptasi yang efisien untuk bertahan hidup dengan diet yang sangat terbatas nutrisi.
Dengan demikian, perilaku panda yang tampak malas adalah hasil dari adaptasi mereka terhadap lingkungan dan sumber makanan yang tersedia. Panda sebenarnya sangat efisien dalam mengelola energi mereka untuk bertahan hidup.